Jumat, 30 Oktober 2020

BERSAMA " IDOLA" MIMPI MENJADI PENULIS DI DEPAN MATA

 

  

RESUME BELAJAR MENULIS : BAGIAN 12


Malam hari ini merupakan pertemuan ke-12 dalam pelatihan menulis bersama Om Jay. Seperti malam-malam sebelumnya di pelatihan ini selalu menghadirkan narasumber-narasumber yang luar biasa. Pada malam hari ini Om Jay menghadirkan sosok Ibu muda dengan segudang prestasi. Theresia Sri Rahayu , S.Pd .SD , yang biasa di sapa Cikgu Tere, pengajar di SDN Waihibur Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur. Woww….cukup jauh dari tempat saya berada saat ini.  Cikgu Tere merupakan seorang guru dengan segudang prestasi.  Saking banyaknya prestasi yang beliau raih, sampai tidak bisa saya  sebutkan satu-persatu. Satu di antaranya yaitu sebagai Kreator Artikel terbaik dalam Lomba Bakti Pancasila 2020 dari Kemendikbud.

Pada pelatihan malam hari ini Cikgu Tere mengangkat topic “ Bukan Guru Biasa “ bukan tanpa alasan, Cikgu Tere mengangkat topik ini karena menurut beliau semua peserta yang  mengikuti kegiatan pelatihan belajar menulis malam hari ini adalah guru - guru yang hebat dan luar biasa. Bahkan, layak menyandang predikat, "Bukan Guru Biasa". Menurut beliau, saat ini kita berada dalam masa pandemi. Di mana kita dipaksa untuk beradaptasi dengan segala bentuk perubahan. Dan pada setiap perubahan itu, pasti kita akan mengalami situasi yang tidak nyaman. Akibat dari ketidakbiasaan tadi, banyak guru di luar sana yang memilih untuk menyerah pada keadaan, dibandingkan dengan menciptakan situasi baru atau keluar dari situasi yang dianggapnya tidak nyaman. Hal ini tentunya akan menjadikan situasi pandemi saat ini sebagai sebuah masalah atau bahkan musibah.

            

Namun, tak sedikit juga guru yang justru menemukan berkah di balik musibah. Yang tadinya tidak mengerti dengan pembelajaran daring berbasis teknologi, sekarang sudah piawai menyelenggarakan kelas online. Bahkan bisa mengajari rekan guru yang lain. Yang tadinya tidak bisa menulis buku, sekarang bisa menulis buku. Dan masih banyak kisah sukses lainnya. Cikgu Tere mengisahkan pengalamannya, bahwa pada awal karirnya beliau  merupakan seorang guru yang kebingungan dengan kondisi seperti saat ini. Sampai akhirnya, beliau bergabung dengan grup WA pelatihan belajar menulis gelombang 4 bersama Om Jay. Selama mengikuti kegiatan belajar menulis beliau merasakan dampak positif yang luar biasa, mendapat banyak sekali ilmu pengetahuan dan bekal keterampilan terkait dunia menulis dan tentunya juga menambah banyak teman dari seluruh penjuru Indonesia.

Pada  awalnya , beliau  menulis resume sebagai rangkuman materi belajar seperti yang kita lakukan  saat ini, kemudian menulis artikel untuk lomba, dan bahkan menulis bacaan  untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran. Dan menulis buku untuk berbagai kepentingan. Banyak proses yang dilaluinya  untuk dapat menulis artikel dan bahkan buku. Perlu jam terbang untuk mencegah terjadinya writer blocks, konsistensi, dan kesadaran dari diri sendiri. Beliau senang menerima tantangan yang diberikan oleh para narasumber, seperti Bunda Lilis Sutikno yang menantang agar jadi peresume tercepat dan menulis buku dalam waktu seminggu bersama Prof. Richardus Eko Indrajit dan Penerbit Andi.

Untuk meningkatkan  jam  terbang bagi penulis pemula di sarankan untuk menulis dimana saja , kapan saja, bagaiman caranya dan yang paling penting menulis jangan hanya mengandalkan mood/ suasana hati saja. Menulis harus di niati dan di paksakan. Dalam menulis alurnya harus jelas dan kalimat - kalimatnya rapi sehingga paragraf  menjadi padu dan akhirnya tulisanpun  menjadi enak untuk dibaca karena isinya mengalir.

Cikgu Tere membagikan pengalamannya  dalam menulis buku yang beliau rangkum dengan kata IDOLA.

Ø  I = Identifikasi topik menarik

Ø  D = Daftar semua judul luar biasa

Ø  O = Outline terperinci akan membantu

Ø  L = Lanjut menulis isi bab

Ø  A = Atur layout sesuai permintaan penerbit

Berikut ini adalah beberapa alasan Cikgu Tere mengikuti kegiatan menulis bersama Om Jay :

1.      Melakukan hobi

2.      Mengupgrade skill menulis (bergabung dengan penulis lain, membuat  termotivasi untuk belajar jurus - jurus baru dalam menulis)

3.   Mengekspresikan diri (menulis adalah sarana menuangkan ide atau pemikiran yang sangat produkti)

4.  Jembatan meraih prestasi. (menulis mendatangkan banyak manfaat, di antaranya berbagai apresiasi sebagai bonus dari menulis)

Tips untuk menjadi penulis besar ala Cikgu Tere :

1.      Konsisten dalam menulis di blog atau di media social

2.      Bersikap terbuka dan positif terhadap saran serta kritik dari para pembaca

3.     Berlaku sebagai pembaca tulisan kita sendiri ketika sudah selesai menulis, untuk berlatih objektif. Sehingga tulisan akan tetap terjaga kualitasnya.

Kiat sukses ala Cikgu Tere untuk meraih prestasi (termasuk menerbitkan buku mayor) :

1.      Berpikir positif

2.      Tetapkan target / fokus pada tujuan

3.      Maksimalkan potensi

4.      Miliki mindset pembelajar

5.      Ciptakan lingkungan yang mendukung

6.      Atur waktu seefektif mungkin

Di akhir pelatihan  Cikgu Tere memberikan kesimpulan materinya :

1.      Untuk dapat memantaskan diri menjadi bagian dari “ Bukan Guru Biasa” hendaknya kita selalu melakukan 3 B, yaitu : BELAJAR, BERKARYA, BERBAGI.

Ø  Cari Ilmunya

Ø  Tuangkan lewat karya nyata

Ø  Bagikan karya tersebut hingga dapat menginspirasi orang lain

2.       Menjadi penulis, adalah sebuah jalan yang mulia dan harus kita tapaki penuh keyakinan. Karena menulis itu bukan hanya ajang pembuktian diri namun sebagai jalan untuk berbagi inspirasi dan motivasi bagi orang lain.

 

Salam Literasi…

Salam Guru Hebat Indonesia…

 

 

 


Kamis, 29 Oktober 2020

MENTAL DULU BARU MODAL

 


RESUME BELAJAR MENULIS : BAGIAN 11

MENTAL DULU BARU MODAL

Di era saat ini  banyak hal terjadi yang tak pernah kita duga sebelumnya tapi tiba-tiba sudah ada di sekitar kita. Misalkan bencana Covid-19 , hampir di seluruh tempat di belahan bumi ini merasakan dampaknya. Wabah yang berasal dari Tiongkok ini cukup menggemparkan dunia. Akibat yang di timbulkan sangat luar biasa. Berbagai sektor vital sangat terdampak . Dunia ekomoni, pendidikan ,kesehatan semua terdampak oleh wabah ini. Di Indonesia di bidang pendidikan akhirnya harus merubah kurikulum yang sesuai dengan masa pandemi. Hal ini tentunya tidak mudah di lakukan oleh guru dan juga murid. Belajar yang biasanya dengan tatap muka harus di lakukan dengan cara daring. Keadaan ini menuntut guru untuk aktif dan kreatif dalam menyiapkan rencan pembelajarannya. Tentunya rencana pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran daring.



Hal lain dari itu, sebagai guru dimasa pandemi, harus menambah anggaran untuk membeli kuota belajar juga. Kuota belajar untuk diri sendiri juga untuk anak. Jika anak 2 masih sekolah semua  sudah berapa banyak uang untuk kuota saja. Karena kuota gratis yang di janjikan oleh pemerintah sampai saat ini belum di terima juga.  Akhirnya uang yang harusnya bisa buat keperluan rumah tangga harus di kurangi dulu untuk jatah membeli kuota. Lain halnya jika mempunyai usaha sampingan selain menjadi guru. Jadi tidak hanya mengandalkan gaji sebagai guru saja. Tapi tidak mudah menjadi guru sekaligus menjadi seorang pengusaha. Karena kesibukan menjadi guru sudah cukup  menyita waktu. Belum juga butuh modal yang tentunya tak sedikit, waktu yang cukup. Bagaimana bisa menjadi guru dan sekaligus pengusaha ??

Nah, malam ini di kelas menulis bersama Om Jay menghadirkan sosok narasumber seorang guru sekaligus pengusaha yang sukses. Beliau adalah ibu Betti Risnalenni, berawal dari usaha membuka tempat kursus Aritmatika pada tahun 1996. Dan tak di sangka usahanya tersebut berkembang pesat , baru selama kurun waktu 2 tahun, di tahun 1998 sudah memiliki 24 cabang di daerah Bekasi, belum termasuk di luar daerah. Selain membuka tempat kursus bu Betti juga menulis buku aritmatika dan di jualnya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan. Tak puas dengan usahanya membuka kursus dan menulis buku saja, bu Beti mulai membuka sekolah di tahun 2003 dengan mendirikan sekolah TK dan TPQ . Dan sekolah itu masih tetap eksis sampai sekarang.

Di sela-sela kesibukan mengajar dan mengurus sekolahnya bu Beti di usia yang hampir menginjak pensiun masih sempat membuka kedai di samping rumahnya.  Dengan banyaknya usaha ini yang paling penting bagi Beti adalah harus bisa membagi waktu dengan baik. Hal ini penting agar semua usaha dan kewajibannya bisa seiring sejalan. Menurut bu Betti jadi guru harus professional, tetapi juga kaya. Untuk itu selain mengajar beliau juga optimis menjadi pengusaha yang sukses. Kiat-kiat ibu Beti agar menjadi pengusaha yang sukses yaitu  usaha dengan sungguh-sungguh, bekerja keras untuk   mencari cara terbaik, selalu bedoa/ikhtiar untuk mendapat ridhoNya, harus percaya diri /yakin akan produk kita , usaha dari hal yang kita sukai, mempunyai team work yang baik/solid.

Di akhir pertemuan bu Betti berkata “ Siapkan mental dulu baru modal “

Dari pengalaman bu Betti di atas bisa disimpulkan bahwa sebagai seorang guru tidak ada salahnya untuk membuat usaha lain/ mencari kerja sampingan untuk menambah pemasukan kita. Asal kita bisa membagi waktu dengan baik, tetap  professional dalam kewajiban mengajar, konsisten berusaha. Insaallah kita akan bisa menyusul bu Betti menjadi pengajar dan pengusaha sukses.

Salam Literasi

Salam  Guru hebat Indonesia

 


Selasa, 27 Oktober 2020

AYO MENERBITKAN BUKU !

 


RESUME BELAJAR MENULIS : BAGIAN KE 10


Layaknya roda kehidupan yang terus berputar, terkadang kita sering merasakan jenuh/bosan menghadapi berbagai tantangan hidup ini. Di sibukkan dengan rutinitas yang  kompleks sebagai seorang pekerja dan juga seorang ibu  rumah tangga, menghadapi orang-orang yang hanya itu-itu saja kadang membuat hari-hari serasa kurang nyaman bagi kita. Namun keadaan itu tidak boleh berlarut-larut. WE MUST GO ON.

Agar kejenuhan itu  cepat berlalu dan hidup tidak terbebani, ada baiknya kita sebagai manusia selalu mencoba terus berpikir positif dan menjauhkan diri dari pikiran negatif yang timbul dari masalah tersebut. Memang rasanya sulit untuk berpikir positif ketika sedang  merasa jenuh, namun perlu diingat dengan berpikir positif kita mampu mengambil hikmah dan pelajaran dari hal yang sedang kita alami. Bahkan dengan bersikap positif, kita bisa tetap tenang  dan nyaman dalam menghadapi masalah yang muncul dan mencari solusi yang terbaik dalam menyelesaikannya.

Membaca berbagai kutipan inspiratif yang berasal dari pengalaman berbagai tokoh maupun orang yang kita kenal terkadang bisa membantu memberikan motivasi dalam kehidupan kita. Kutipan atau quote ini bisa membuka cara pikir kita dalam memandang masalah kejenuhan maupun kehidupan kita secara positif. Siapa tahu dengan membaca kutipan-kutipan dari para tokoh/teman dapat membantu meningkatkan motivasi hidup kita dan mengarahkan cara pikir kita ke arah yang lebih baik.


buku ke-1 Brian Prasetyawan

Kebetulan saat ini saya sedang mengikuti pelatihan belajar menulis bersama Om Jay, selama mengikuti pelatihan ini tak jarang rasa malas, jenuh,bosan menggelayutiku. Tak jarang pula saya akan keluar dari kelas ini. Tapi syukur Alhamdulillah , saya berhasil melaluinya, tak terasa kegiatan menulis  pada malam hari ini  sudah sampai pertemuan ke-10 . Perjalanan ini bisa saya lalui berkat tangan dingin para narasumber hebat yang tak bosan-bosannya selalu memberikan motivasi kepada seluruh peserta.

Tokoh-tokoh hebat yang penuh inspirasi selalu di hadirkan dalam pelatihan ini. Seperti malam ini, Om Jay menghadirkan sosok muda berbakat , kalau di lihat dari umur, jauh di bawah saya ,tetapi pengalaman, ilmu dan prestasinya tidak main-main. Beliau adalah Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd lahir di Jakarta, 30 Juni 1992. Kini tinggal di Bekasi dan berprofesi sebagai guru SD di Jakarta. Puluhan tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak Nasional seperti Harian Kompas, Kedaulatan Rakyat, Warta Kota, Media Indonesia, Tabloid Bola, Harian Bola, Tabloid Soccer, dan Majalah Hidup.

Pada kesempatan kali ini Pak Brian  berbagi ilmu kepada kami semua ,tentang pengalamannya selama menjadi penulis . Beliau mengatakan  bahwa sebaiknya yang dilakukan saat akan menerbitkan buku adalah memahami betul ketentuan tiap penerbit dan memilih yang cocok dengan kita. Format naskah buku tidak ditentukan dari pelatihan belajar menulis, tapi menyesuaikan penerbit yang kita pilih. Karena bisa saja antar penerbit beda format settingannya  .


                                                                buku ke-1 Brian Prasetyawan

Dalam menulis sebaiknya paragraf jangan berisi terlalu banyak kalimat.  Membiasakan membuat kalimat yang pendek-pendek ,karena kalimat panjang cenderung akan membingungkan pembaca. Satu kalimat bijak  sangat menarik  dari beliau, bahwa:

“Tulisan  yang kita anggap biasa, bisa saja di anggap luar biasa bagi orang lain “

Kalimat ini mengandung makna yang sangat dalam bagi penulis pemula seperti saya, jangan takut untuk menulis sesuatu, apa saja bisa kita tulis, tidak usah meragukan tulisan kita , tidak usah takut tulisan kita salah atau benar. Yang penting kita menulis dahulu. Dalam kesempatan ini, Pak Brian menginformasikan kepada kami aturan menerbitkan buku pada salah satu penerbit , yaitu penerbit Gemala.

Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan jika akan menerbitkan lewat penerbit Gemala.   

 1.   Bentuk naskah

Ø  Jadikan satu resume dalam file microsof word.

Ø  Ukuran kertas  A5(14x20)cm.

Ø  Huruf times new roman, ukuran 12

Ø  Spasi 1,5

Ø  Margin 2 cm semua

Ø  Paragraf rata kiri-kanan (justify)

 2.   Kelengkapan naskah

Ø  Cover (judul buku dan nama penulis saja)

Ø  Kata pengantar

Ø  Daftar isi (tanpa nomor halaman)

Ø  Profil penulis, sinopsis (3 paragraf. Masing-masing paragraph 3 kalimat)

 3.   Urutan

Ø  Cover

Ø  Kata Pengantar

Ø  Daftar Isi

Ø  Isi naskah

Ø  Profil Penulis

Ø  Sinopsis

 ( Keterangan : Untuk no.1-3 di masukkan dalam satu file)

 4.   Ketentuan lain

Ø  Biaya 300.000, penulis mendapat fasilitas penerbitan, desain cover, ISBN, layout, edit ringan, 2 Buku bukti terbit, E-Sertifikat

Ø  Sebagai gambaran: 100 halaman A5 = 33.250

Ø  Harga cetak per buku tergantung jumlah halaman.

Ø   Kertas bookpaper 57 gram,

Ø  Jilid lem panas

Ø  Soft cover bahan art carton 260 gms, binding, laminating glossy

Ø  Wrapping plastic

 

                                buku ke-1 Brian Prasetyawan

Pelatihan malam ini dapat dapat disimpulkan bahwa :

“Sekarang ini menerbitkan buku semakin mudah. Tulisan apapun bisa diterbitkan. Jalan yang harus dilewati untuk menerbitkan buku semakin jelas dan terbuka. Tuntaskan sampai buku terbit. Jangan berhenti di satu buku”.

Di akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih pada narasumber malam hari ini, Bapak  Brian Prasetyawan, S.Pd , yang telah memberikan energy positifnya kapada kami sehingga hilanglah rasa malas dan jenuh berganti dengan semangat membara untuk terus menulis.

 

 

Salam Literasi

Salam Guru Hebat Indonesia

 

 

 

  

Minggu, 25 Oktober 2020

''KANG ENCON'' BERAWAL DARI MADING SEKOLAH

 


RESUME BELAJAR MENULIS : BAGIAN KE-9


“ KANG ENCON”BERAWAL DARI MAJALAH DINDING SEKOLAH

Bakat itu sebenarnya sudah kelihatan dari masih duduk di bangku SMP. Kegemarannya menulis dituangkannya pada majalah dinding di sekolahnya. Mulai dari menulis puisi, sajak dan menulis cerita pendek sampai dengan menulis kartun beliau tekuni sejak remaja. Bakat yang tak biasa menurut saya, untuk anak seusianya , itu adalah bakat  yang  luar biasa. Berawal dari sinilah saya sangat tertarik mengikuti kuliah singkat malam itu. Kang Encon, itulah biasa orang menyapanya. Seorang penulis handal berasal dari Bandung. Nama lengkapnya  H. Encon Rahman, narasumber pada pertemuan ke-9 di kelas menulis gelombang 19. Narasumber kali ini bukan sembarang narasumber, prestasi yang luar biasa telah di sandangnya, membuat namanya membahana di seluruh wilayah negeri kita. Bagaimana tidak, 500 artikel lebih merupakan hasil karyanya, juara 1 Guru Prestasi Tingkat Nasional pernah di sabetnya. Hal ini di raihnya, salah satunya karena hobinya menulis.

Menulis dari hal yang sederhana ,dari tulisan –tulisan kecil  pada usia masih belia, saat berada di bangku SMP untuk mengisi majalah dinding , saat masuk di bangku Sekolah Pendidikan Guru ( SPG)  hobinya menulis semakin besar dan teknik dalam menulisnya semakin berkembang lebih baik, hingga akhirnya beliau memberanikan diri untuk mengirim tulisannya ke koran dan majalah. Di awal karirnya dalam menulis, keraguan sempat terbersit dalam hatinya, tapi berkat dorongan dan saran dari gurunya di SPG Negeri Majalengka yaitu Bapak H. Entis alkhirnya keraguan itu berubah menjadi sebuah semangat dalam menulis.

Untuk pertama kalinya beliau mengirim tulisannya ke sebuah tabloid lokal, yaitu Tabloid Mitra Desa. Sejak saat itu hobinya menulis mulai membawa manfaat bagi dirinya. Dari tulisannya, beliau mulai menapatkan honor, walaupun tidak seberapa bahkan kadang tidak mendapatkannya, tetapi rasa bangga bahwa tulisannya bisa di muat di tabloid mejadi suntikan energy tersendiri baginya. Karena sering tulisannya di muat di tabloid dan koran akhirnya namanya mulai di kenal banyak orang, dan tulisannya mulai merambah ke koran dan tabloid tingkat Nasional seperti Harian Umum Pikiran Rakyat. Dan hebatnya, setiap tulisan yang di kirim ke tabloid ini selalu di muat.

Seiring kesibukannya dalam  menulis untuk mengisi berbagai koran dan majalah, Kang Encon merasa  bahwa kesuksesannya dalam menulis serasa kurang  jika tidak di sertai dengan adanya gelar akademik yang beliau sandang. Akhirnya beliau melanjutkan pendidikannya di sebuah Perguruan Tinggi Swasta di Bandung dengan mengambil Jurusan FKIP dengan Prodi Bahasa Indonesia. Kesibukannya mengikuti perkuliahan tidak memyurutkan semangat beliau untuk tetap menulis, bahkan lewat tulisan beliau bisa mengatasi kesulitan financialnya saat itu. Dari biaya hidup sampai membayar kuliah. Lama-kelamaan perkembangan menulis di Bandung semakin pesat dengan lahirnya berbagai komunitas menulis ,di antaranya Komunitas Balai Jurnalistik ICMI Bandung yang Kang Encon sendiri merupakan salah satu anggotanya. Melalui komunitas ini banyak ilmu yang Kang Encon dapat tentang menulis.

Pada kesempatan ini ada beberapa hal penting yang di sampaikan Kang Encon, diantaranya sebagai berikut :

1.

1.     Jika kita mempunyai hobi menulis, sebaiknya mengikuti komunitas-komunitas menulis/ mencari teman yang suka menulis untuk memotivasi kita dalam menulis.

2.   Ketika mempunyai hobi menulis hendaknya di kembangkan melalui berbagai sarana, misalnya menulis di koran/tabloid/ majalah dan sebagainya.

3. Untuk menulis dengan harapan mendapatkan financial lebih cepat itu menulis   di koran

4.      Tahan banting.

Ketika tulisan di kirim ke koran/ majalah tetapi tidak di muat jangan putus asa. Tetap harus menulis dan tetap harus di kirim ke redaksi. Sampai akhirnya tulisan kita di terima

Hal-hal yang membuat tulisan kita tidak di muat di majalah / koran menurut H .Encon Rahman :

1.       Judul tidak sesuai dengan harapan redaksi

2.       Tema yang kita usung tidak mewakili sebagian besar pembaca

3.       Idenya sudah di dahului orang lain

Yang –hal yang perlu di perhatikan dalam menulis koran atau majalah :

1.       Sering membaca koran

2.       Sering membaca yang lagi trend di public dan kita menuliskan sisi lain dari topik yang lagi trend tersebut

3.       Bagi pemula, mengirim ke koran sifatnya lokal dahulu.

4.  Istikomah, terus menulis  dan mengirim tulisan walaupun tidak di muat.Jangan menunggu satu tulisan yang sedang kita kirimkan saja.

5.  Intropeksi diri ,mengapa tulisan kita tidak bisa di muat di tabloid/ koran.Dengan memperbaiki dan mencari tahu apa yang di inginkan oleh redaksi.

6.       Membuat kliping para penulis/ membuat tematik karya orang lain.

7.       Mengetahui tehnik menulis pada tabloid atau koran

 

Manfaat menulis di koran atau majalah bagi guru:

1.       Mendapatkan honor

2.       Lembaran koran di buat kliping bisa untuk menambah angka kredit

3.    Dari berbagai artikel di satukan menjadi sebuah buku bisa menambah angka kredit

 

 

Mencari peniti didalam jerami

Dari malam hingga pagi

Sudah habis waktu kita kali ini

Semoga bisa berjumpa lagi

Dengan Kang Encon  pembawa motivasi

 

Salam Literasi…

Salam Guru hebat Indonesia….

 


Sabtu, 24 Oktober 2020

WABAH MEMBAWA BERKAH

 


RESUME BELAJAR MENULIS : BAGIAN KE-8


“WABAH MEMBAWA BERKAH”

 

Wabah Corona belum juga berakhir, fenomena ini merubah semua rencana( planning) yang telah kita persiapkan. Kita sebagai pendidik tak luput dari keadaan ini. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang rutin kita buat di awal tahun, berubah total dari rencana. Pembelajaran yang biasa kita lakukan dengan tatap muka tak lagi bisa kita laksanakan. Sedangkan pendidikan harus berjalan dalam keadaan apapun. Beberapa upaya untuk memenuhi tujuan pembelajaran  diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem online atau sistem dalam jaringan (daring) sejak bulan Maret 2020. Sistem pembelajaran tersebut dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, melainkan dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Namun, dengan sistem pembelajaran jarak jauh tidak menutup kemungkinan akan timbulnya beberapa masalah dalam berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini, tentunya peserta didik maupun tenaga pendidik dari semua kalangan diharuskan memiliki akses jaringan internet yang baik. Namun, banyak daerah-daerah yang memiliki akses internet kurang baik atau tidak lancar sehingga menjadi salah satu kendala berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dengan baik. Selain itu, sebagai pendidik  merasakan bagaimana kita lebih disibukkan dengan segala jenis kegiatan pembelajaran. Namun, di samping beberapa kendala yang muncul terdapat beberapa hikmah yang dapat diperoleh dari pandemi Covid-19 tanpa kita sadari.

Dengan sistem pembelajaran yang dilaksanakan secara jarak jauh, di mana peserta didik banyak melakukan kegiatan di rumah sehingga dapat mempermudah para orang tua untuk memonitoring anak-anaknya. Selain itu, dari sisi kreativitas baik dari tenaga pendidik maupun peserta didik dalam sistem pembelajaran jarak jauh dituntut untuk berlaku kreatif. Sebagai contoh pada seorang guru muda Ibu Noralia Purwa M.Pd, beliau merupakan  narasumber dalam pelatihan menulis gelombang 16 bersama Om Jay pada pertemuan ke-8 ,  pengajar di SMP Negeri 8 Semarang ini memiliki segudang prestasi . Beliau berkisah tentang pengalamanya di saat mengahadapi pandemi. Wanita asal Kudus, Jawa Tengah ini mengatakan bahwa musibah menjadi berkah baginya. Bagaimana tidak, sebelum pandemi aktifitas beliau begitu banyak yang semuanya hampir harus dilakukan di luar rumah, dari  mengajar di sekolah, menjadi pembimbing ekstrakurikuler ,  dan mengikuti berbagai kegiatan di luar KBM. 

Pandemi mengubah semua kegiatannya harus dilakukan dari rumah. Waktu luang di rumah tak di sia-siakan olehnya begitu saja, timbullah  idenya untuk berkarya lagi. Menulis itulah pilihannya untuk mengisi hari-harinya di rumah. Selain menulis buku , beliau juga menulis banyak artikel yang terbit di media cetak.  Luar biasa ibu muda ini, meskipun segudang prestasi telah di raihnya tapi beliau tidak mudah puas begitu saja, sehingga beliau terus belajar dan belajar. Menurut penuturannya, keberhasilannya tak luput dari tangan dingin seorang Om Jay, blogger senior tanah air. Berkat ikut kegiatan menulis yang di pelopori oleh Om Jaylah ibu Nora bisa menerbitkan buku. Berdasarkan pengalaman bu Nora tak sedikit kendala yang beliau hadapi untuk bisa menulis buku, apalagi di masa pandemi. Berikut beberapa kendala  yang dialami bu Nora dalam menulis buku :

1.      Kesibukan sebagai seorang pendidik/ Guru

Sebagai pendidik lebih di sibukkan dengan segala jenis kegiatan pembelajaran daring  yang di rasa lebih rumit dari pada pembelajaran tatap muka. Menyiapkam materi daring lebih sulit daripada materi tatap muka yang sudah biasa di lakukan selama ini.

 

2.      Rasa malas dan jenuh

Jika mengerjakan kegiatan yang sama secara berulang-ulang akan menimbulkan  kejenuhan dan rasa malas yang luar biasa.

 

3.      Krisis ide

 Jika sudah merasakan tidak ada ide lagi  ,menulis itu terasa susah bagi siapapun. Pikiran buntu , bingung apa yang akan di tulis.

 

4.      Perbendaharaan diksi

Biasanya kendala ini banyak juga di rasakan oleh penulis pemula seperti saya, kehabisan kosakata , bingung apalagi yang akan di tulis , mungkin hal ini karena kurangnya membaca dan jam terbang dalam menulis.

 

5.      Takut menulis karena takut salah.

Kebanyakan penulis pemula seperti saya sangat merasakan hal ini, takut salah bahasanya, takut salah tulisannya, takut salah ejaannya dan lain sebagainya.

 

Tips/ cara mangatasi kendala dalam menulis buku menurut ibu Nora :

1.      Skala prioritas menjadi pilihan agar semua pekerjaan terselesaikan

2.  Refressing / bersantai dengan berbagai cara misalnya membaca novel, nonton film untuk mengatasi kejenuhan

3.      Menjadikan sesuatu yang kita rasakan , yang kita lihat menjadi sebuah ide utuk mengatasi krisis ide

4.      Mencari artikel orang lain atau membaca novel untuk memperkaya diksi

5.   Menulis dulu apa yang kita pikirkan , jangan permasalahkan EYD atau kaidah. Kalau sudah selesai menulis baca berulang lalu lakukan editing sesuai kaidah.

 NIAT, PAKSA, MAU demikian kiat-kiat menulis menurut Ibu Nora.

1. NIAT , orang akan menulis harus ada niat, niat adalah langkah awal untuk menuju suatu tujuan. Dengan adanya niat yang sungguh-sungguh akan membawa dampak yang baik dalam meraih tujuan/ cita-cita dalam menulis.


 2. PAKSA , niat sudah ada tentunya harus dipaksa juga ,karena jika hanya ada niat tidak di barengi   dengan kemauan kuat/ paksaan ,maka tujuan akan sulit tercapai.


3.MAU, mau melakukan niat dengan sungguh-sungguh dan tanggung jawab menjadi kunci keberhasilan dalam menulis.

 

Kata-kata bijak ibu Nora yang sangat menginspirasi :

“ Buku adalah sejarah saya, jika saya sudah mati, karya saya masih hidup meskipun raga sudah tiada”

 

Demikian tulisan saya kali ini, terima kasih  atas ilmu yang narasumber bagikan kepada kami peserta pelatihan menulis gelombang 16. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Mari kita bersama membangun Bangsa kita tercinta ini dengan cara kita.  

Salam Literasi…

Salam Guru Hebat Indonesia…

 

“Pendidikan adalah proses yang tanpa akhir (education is the proses without end), dan pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental baik menyangkut daya pikir daya intelektual maupun emosional perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya. Oleh karena itu, proses belajar menjadi kunci untuk keberhasilan pendidikan agar proses belajar menjadi berkualitas membutuhkan tata layanan yang berkualitas (Sagala, Syaiful. 2013).


WORKSHOP PENINGKATAN MUTU GURU

  Hari/tanggal      : Selasa, 9 September 2021 Narasumber     : Bapak Susanto, S.Pd (Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi PGRI Kab.Musi Raw...