Sabtu, 24 Oktober 2020

WABAH MEMBAWA BERKAH

 


RESUME BELAJAR MENULIS : BAGIAN KE-8


“WABAH MEMBAWA BERKAH”

 

Wabah Corona belum juga berakhir, fenomena ini merubah semua rencana( planning) yang telah kita persiapkan. Kita sebagai pendidik tak luput dari keadaan ini. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang rutin kita buat di awal tahun, berubah total dari rencana. Pembelajaran yang biasa kita lakukan dengan tatap muka tak lagi bisa kita laksanakan. Sedangkan pendidikan harus berjalan dalam keadaan apapun. Beberapa upaya untuk memenuhi tujuan pembelajaran  diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem online atau sistem dalam jaringan (daring) sejak bulan Maret 2020. Sistem pembelajaran tersebut dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, melainkan dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Namun, dengan sistem pembelajaran jarak jauh tidak menutup kemungkinan akan timbulnya beberapa masalah dalam berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini, tentunya peserta didik maupun tenaga pendidik dari semua kalangan diharuskan memiliki akses jaringan internet yang baik. Namun, banyak daerah-daerah yang memiliki akses internet kurang baik atau tidak lancar sehingga menjadi salah satu kendala berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dengan baik. Selain itu, sebagai pendidik  merasakan bagaimana kita lebih disibukkan dengan segala jenis kegiatan pembelajaran. Namun, di samping beberapa kendala yang muncul terdapat beberapa hikmah yang dapat diperoleh dari pandemi Covid-19 tanpa kita sadari.

Dengan sistem pembelajaran yang dilaksanakan secara jarak jauh, di mana peserta didik banyak melakukan kegiatan di rumah sehingga dapat mempermudah para orang tua untuk memonitoring anak-anaknya. Selain itu, dari sisi kreativitas baik dari tenaga pendidik maupun peserta didik dalam sistem pembelajaran jarak jauh dituntut untuk berlaku kreatif. Sebagai contoh pada seorang guru muda Ibu Noralia Purwa M.Pd, beliau merupakan  narasumber dalam pelatihan menulis gelombang 16 bersama Om Jay pada pertemuan ke-8 ,  pengajar di SMP Negeri 8 Semarang ini memiliki segudang prestasi . Beliau berkisah tentang pengalamanya di saat mengahadapi pandemi. Wanita asal Kudus, Jawa Tengah ini mengatakan bahwa musibah menjadi berkah baginya. Bagaimana tidak, sebelum pandemi aktifitas beliau begitu banyak yang semuanya hampir harus dilakukan di luar rumah, dari  mengajar di sekolah, menjadi pembimbing ekstrakurikuler ,  dan mengikuti berbagai kegiatan di luar KBM. 

Pandemi mengubah semua kegiatannya harus dilakukan dari rumah. Waktu luang di rumah tak di sia-siakan olehnya begitu saja, timbullah  idenya untuk berkarya lagi. Menulis itulah pilihannya untuk mengisi hari-harinya di rumah. Selain menulis buku , beliau juga menulis banyak artikel yang terbit di media cetak.  Luar biasa ibu muda ini, meskipun segudang prestasi telah di raihnya tapi beliau tidak mudah puas begitu saja, sehingga beliau terus belajar dan belajar. Menurut penuturannya, keberhasilannya tak luput dari tangan dingin seorang Om Jay, blogger senior tanah air. Berkat ikut kegiatan menulis yang di pelopori oleh Om Jaylah ibu Nora bisa menerbitkan buku. Berdasarkan pengalaman bu Nora tak sedikit kendala yang beliau hadapi untuk bisa menulis buku, apalagi di masa pandemi. Berikut beberapa kendala  yang dialami bu Nora dalam menulis buku :

1.      Kesibukan sebagai seorang pendidik/ Guru

Sebagai pendidik lebih di sibukkan dengan segala jenis kegiatan pembelajaran daring  yang di rasa lebih rumit dari pada pembelajaran tatap muka. Menyiapkam materi daring lebih sulit daripada materi tatap muka yang sudah biasa di lakukan selama ini.

 

2.      Rasa malas dan jenuh

Jika mengerjakan kegiatan yang sama secara berulang-ulang akan menimbulkan  kejenuhan dan rasa malas yang luar biasa.

 

3.      Krisis ide

 Jika sudah merasakan tidak ada ide lagi  ,menulis itu terasa susah bagi siapapun. Pikiran buntu , bingung apa yang akan di tulis.

 

4.      Perbendaharaan diksi

Biasanya kendala ini banyak juga di rasakan oleh penulis pemula seperti saya, kehabisan kosakata , bingung apalagi yang akan di tulis , mungkin hal ini karena kurangnya membaca dan jam terbang dalam menulis.

 

5.      Takut menulis karena takut salah.

Kebanyakan penulis pemula seperti saya sangat merasakan hal ini, takut salah bahasanya, takut salah tulisannya, takut salah ejaannya dan lain sebagainya.

 

Tips/ cara mangatasi kendala dalam menulis buku menurut ibu Nora :

1.      Skala prioritas menjadi pilihan agar semua pekerjaan terselesaikan

2.  Refressing / bersantai dengan berbagai cara misalnya membaca novel, nonton film untuk mengatasi kejenuhan

3.      Menjadikan sesuatu yang kita rasakan , yang kita lihat menjadi sebuah ide utuk mengatasi krisis ide

4.      Mencari artikel orang lain atau membaca novel untuk memperkaya diksi

5.   Menulis dulu apa yang kita pikirkan , jangan permasalahkan EYD atau kaidah. Kalau sudah selesai menulis baca berulang lalu lakukan editing sesuai kaidah.

 NIAT, PAKSA, MAU demikian kiat-kiat menulis menurut Ibu Nora.

1. NIAT , orang akan menulis harus ada niat, niat adalah langkah awal untuk menuju suatu tujuan. Dengan adanya niat yang sungguh-sungguh akan membawa dampak yang baik dalam meraih tujuan/ cita-cita dalam menulis.


 2. PAKSA , niat sudah ada tentunya harus dipaksa juga ,karena jika hanya ada niat tidak di barengi   dengan kemauan kuat/ paksaan ,maka tujuan akan sulit tercapai.


3.MAU, mau melakukan niat dengan sungguh-sungguh dan tanggung jawab menjadi kunci keberhasilan dalam menulis.

 

Kata-kata bijak ibu Nora yang sangat menginspirasi :

“ Buku adalah sejarah saya, jika saya sudah mati, karya saya masih hidup meskipun raga sudah tiada”

 

Demikian tulisan saya kali ini, terima kasih  atas ilmu yang narasumber bagikan kepada kami peserta pelatihan menulis gelombang 16. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Mari kita bersama membangun Bangsa kita tercinta ini dengan cara kita.  

Salam Literasi…

Salam Guru Hebat Indonesia…

 

“Pendidikan adalah proses yang tanpa akhir (education is the proses without end), dan pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental baik menyangkut daya pikir daya intelektual maupun emosional perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya. Oleh karena itu, proses belajar menjadi kunci untuk keberhasilan pendidikan agar proses belajar menjadi berkualitas membutuhkan tata layanan yang berkualitas (Sagala, Syaiful. 2013).


7 komentar:

  1. Resumnya lengkap , enak di baca , sukses selalu salam kenal, salam literasai

    BalasHapus
  2. Semangat bu, resumenya sudah bagu dan lengkao

    BalasHapus
  3. Bagus Bu. Runtut. Yang benar mengubah bukan merubah. Semangat

    BalasHapus
  4. Mantaap bu resumenya tampilan bl9gnya juga bagus enak dibaca

    BalasHapus

WORKSHOP PENINGKATAN MUTU GURU

  Hari/tanggal      : Selasa, 9 September 2021 Narasumber     : Bapak Susanto, S.Pd (Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi PGRI Kab.Musi Raw...