RESUME BELAJAR MENULIS : BAGIAN KE-9
“
KANG ENCON”BERAWAL DARI MAJALAH DINDING SEKOLAH
Bakat itu sebenarnya sudah
kelihatan dari masih duduk di bangku SMP. Kegemarannya menulis dituangkannya
pada majalah dinding di sekolahnya. Mulai dari menulis puisi, sajak dan menulis
cerita pendek sampai dengan menulis kartun beliau tekuni sejak remaja. Bakat
yang tak biasa menurut saya, untuk anak seusianya , itu adalah bakat yang luar biasa. Berawal dari sinilah saya sangat
tertarik mengikuti kuliah singkat malam itu. Kang Encon, itulah biasa orang menyapanya.
Seorang penulis handal berasal dari Bandung. Nama lengkapnya H. Encon Rahman, narasumber pada pertemuan ke-9
di kelas menulis gelombang 19. Narasumber kali ini bukan sembarang narasumber,
prestasi yang luar biasa telah di sandangnya, membuat namanya membahana di
seluruh wilayah negeri kita. Bagaimana tidak, 500 artikel lebih merupakan hasil
karyanya, juara 1 Guru Prestasi Tingkat Nasional pernah di sabetnya. Hal ini di
raihnya, salah satunya karena hobinya menulis.
Menulis dari hal yang
sederhana ,dari tulisan –tulisan kecil pada usia masih belia, saat berada di bangku
SMP untuk mengisi majalah dinding , saat masuk di bangku Sekolah Pendidikan
Guru ( SPG) hobinya menulis semakin
besar dan teknik dalam menulisnya semakin berkembang lebih baik, hingga
akhirnya beliau memberanikan diri untuk mengirim tulisannya ke koran dan
majalah. Di awal karirnya dalam menulis, keraguan sempat terbersit dalam
hatinya, tapi berkat dorongan dan saran dari gurunya di SPG Negeri Majalengka
yaitu Bapak H. Entis alkhirnya keraguan itu berubah menjadi sebuah semangat
dalam menulis.
Untuk pertama kalinya beliau
mengirim tulisannya ke sebuah tabloid lokal, yaitu Tabloid Mitra Desa. Sejak
saat itu hobinya menulis mulai membawa manfaat bagi dirinya. Dari tulisannya,
beliau mulai menapatkan honor, walaupun tidak seberapa bahkan kadang tidak mendapatkannya,
tetapi rasa bangga bahwa tulisannya bisa di muat di tabloid mejadi suntikan energy
tersendiri baginya. Karena sering tulisannya di muat di tabloid dan koran
akhirnya namanya mulai di kenal banyak orang, dan tulisannya mulai merambah ke
koran dan tabloid tingkat Nasional seperti Harian Umum Pikiran Rakyat. Dan
hebatnya, setiap tulisan yang di kirim ke tabloid ini selalu di muat.
Seiring kesibukannya dalam menulis untuk mengisi berbagai koran dan
majalah, Kang Encon merasa bahwa
kesuksesannya dalam menulis serasa kurang jika tidak di sertai dengan adanya gelar
akademik yang beliau sandang. Akhirnya beliau melanjutkan pendidikannya di sebuah
Perguruan Tinggi Swasta di Bandung dengan mengambil Jurusan FKIP dengan Prodi
Bahasa Indonesia. Kesibukannya mengikuti perkuliahan tidak memyurutkan semangat
beliau untuk tetap menulis, bahkan lewat tulisan beliau bisa mengatasi
kesulitan financialnya saat itu. Dari biaya hidup sampai membayar kuliah.
Lama-kelamaan perkembangan menulis di Bandung semakin pesat dengan lahirnya
berbagai komunitas menulis ,di antaranya Komunitas Balai Jurnalistik ICMI
Bandung yang Kang Encon sendiri merupakan salah satu anggotanya. Melalui
komunitas ini banyak ilmu yang Kang Encon dapat tentang menulis.
Pada
kesempatan ini ada beberapa hal penting yang di sampaikan Kang Encon,
diantaranya sebagai berikut :
1.
1. Jika kita mempunyai hobi
menulis, sebaiknya mengikuti komunitas-komunitas menulis/ mencari teman yang
suka menulis untuk memotivasi kita dalam menulis.
2. Ketika mempunyai hobi menulis
hendaknya di kembangkan melalui berbagai sarana, misalnya menulis di
koran/tabloid/ majalah dan sebagainya.
3. Untuk menulis dengan harapan mendapatkan
financial lebih cepat itu menulis di koran
4. Tahan banting.
Ketika
tulisan di kirim ke koran/ majalah tetapi tidak di muat jangan putus asa. Tetap
harus menulis dan tetap harus di kirim ke redaksi. Sampai akhirnya tulisan kita
di terima
Hal-hal
yang membuat tulisan kita tidak di muat di majalah / koran menurut H .Encon
Rahman :
1.
Judul
tidak sesuai dengan harapan redaksi
2.
Tema
yang kita usung tidak mewakili sebagian besar pembaca
3.
Idenya
sudah di dahului orang lain
Yang
–hal yang perlu di perhatikan dalam menulis koran atau majalah :
1.
Sering
membaca koran
2.
Sering
membaca yang lagi trend di public dan kita menuliskan sisi lain dari topik yang
lagi trend tersebut
3.
Bagi
pemula, mengirim ke koran sifatnya lokal dahulu.
4. Istikomah,
terus menulis dan mengirim tulisan walaupun
tidak di muat.Jangan menunggu satu tulisan yang sedang kita kirimkan saja.
5. Intropeksi
diri ,mengapa tulisan kita tidak bisa di muat di tabloid/ koran.Dengan
memperbaiki dan mencari tahu apa yang di inginkan oleh redaksi.
6.
Membuat
kliping para penulis/ membuat tematik karya orang lain.
7.
Mengetahui
tehnik menulis pada tabloid atau koran
Manfaat
menulis di koran atau majalah bagi guru:
1.
Mendapatkan
honor
2.
Lembaran
koran di buat kliping bisa untuk menambah angka kredit
3. Dari
berbagai artikel di satukan menjadi sebuah buku bisa menambah angka kredit
Mencari
peniti didalam jerami
Dari
malam hingga pagi
Sudah
habis waktu kita kali ini
Semoga
bisa berjumpa lagi
Dengan
Kang Encon pembawa motivasi
Salam
Literasi…
Salam
Guru hebat Indonesia….
Kereen super lengkap dan padat, saran tiap paragraf bisakah tidak terlalu panjang🙏
BalasHapusOk terima kasih masukannya 🙏
HapusKayaknya baru pertama saya ke sini. Saran, untuk poin-poin lebih dirapikan. Biar lebih enak dibaca.
BalasHapusOke, salam literasi!
Terimakasih masukan ya pak
HapusResume nya ok bu Ning. Sambil mulai menata layout sedikit-sedikit.
BalasHapusTerimakasih pak masukannya...
BalasHapusResume yang bagus. Tp klo blh usul..bikin opening ya..biar bisa lembut...dan supaya pembaca tidak kaget
BalasHapusLengkap tulisannya Bu Ning 🙏 suasana hijau segar. Bisa tambah gambar buat pemanis. Biar tambah kerasan di dalam 👋
BalasHapusTulisan yang mantap, Bu Ning. Sepertinya ada salah ketik alkhirnya sama penempatan tanda koma. Beberapa ada yang jaraknya kejauhan. Tabik. 🙏
BalasHapus