Senin . 05 Oktober 2020
KATA ADALAH SENJATA
Waktu :
Senin, 5 Oktober 2020
Pukul :
19.00 – 21.00 WIB
Materi :
Kata Adalah Senjata
Nara Sumber :
Abdul Hakim Busro
Moderator :
Aam Nasanah
Assalamu’alaikum waroh matullahi wabarokatuh…
Salam sejahtera untuk kita semua.
Kuliah malam ini
dengan Nara Sumber Bapak Abdul Hakim Busro, beliau adalah guru Bahasa Indonesia
di SMP Yayasan Pupuk Kaltim, Bontang, Kalimantan Timur. Beliau adalah seorang
guru yang hebat, segudang prestasi di dunia pendidikan telah di raihnya, salah
satunya adalah sebagai juara Lomba Kreatifitas Guru dalam pembelajaran Tingkat
Nasional (2009). Untuk mengenal lebih dekat dengan beliau silahkan kunjungi https://www.gurupenggerakindonesia.com/inilah
-narsum-guru-menulis-pgri-gelombang-16-tgl-5-9-oktober-2020/
Untuk kegiatan malam hari ini di
moderatori oleh Ibu Aam Nurhasanah yang juga sangat luar biasa.
Saya bukan orang yang senang membaca saya juga tidak
pandai menulis. Tapi saya ingin sekali bisa menulis dengan baik. Untuk itu saya
beranikan diri untuk mengikuti kegiatan ini. Awalnya saya ragu, apa saya bisa??
Apa saya mampu mengikuti rekan –rekan yang mayoritas masih muda-muda
,energij,kreatif dan yang jelas mereka melek teknologi. Sedangkan secara umur saya sudah cukup lanjut, ketajaman mata dan pikiran
tentunya jauh dari mereka. Ditambah saya
yang kurang melek teknologi, membuat saya semakin ragu untuk mengikuti
pelatihan ini. Waktu pelatihan berjalan
sekitar 20 menit, rasa takut masih bergelayutan di bedak saya, lanjut apa tidak
ya….???
Sebuah kalimat bijak Bapak Abdul Hakim “Mereka yang tidak berani membunuh katakutan
akan terbunuh oleh ketakutan “ membuat saya terhenyak.
Mendengar kalimat itu serasa ada sesuatu yang menusuk
di hati, “ mak jlebb” ada apa dengan
kalimat ini??? Saat itu daun telinga saya mulai melebar , mata saya mulai tajam
membaca tulisan demi tulisan di kelas WA, dahi saya mulai mengkerut untuk
menambah konsentrasi, perlahan ketakutan itu mulai berkurang. Kalimat demi
kalimat yang Bapak Nara sumber tulis saya baca perlahan dan mencoba untuk
memahami. Pesan suara dengan kalimat yang runtut, suara yang empuk lagi
merdu bak kidung di malam hari mulai saya dengarkan perlahan.Hingga
berkali-kali pesan suara itu saya putar dan akhirnya saya jatuh cinta dengan
suara itu.Saya yakin, jika sudah jatuh
cinta saya pasti akan setia mengikutinya, dan akhirnya tujuan saya untuk bisa
menulis Insyaalah bisa.
Siapa yang tidak berani mencoba sesuatu, tidak berani
mati dalam keadaan tangguh maka dia tidak akan pernah menjadi siapa-siapa .Kalimat
ini mencambuk diri saya untuk segera mengubah mindset saya. Rasa takut hanya akan membawa kita ke jaman
kemunduran, kita akan tertinggal jauh
dengan dunia yang penuh dengan teknologi.
Hilangkan rasa takut, rasa minder, kecil hati, pesimis . Banyak orang
takut mencoba sesuatu, banyak orang yang merasa kalah sebelum bertanding,
banyak orang yang putus asa sebelum berusaha, hal ini karena satu rasa “takut”.
“Kata adalah senjata ,karena semua berawal
dari kata ,dengan kata kita bisa memberikan cinta ,dengan kata kita juga bisa
memberikan luka , dengan kata kita bisa berkreasi tentang apa saja”
Berawal dari kata, dari kumpulan kata kita akan
merangkai kalimat. Tentunya kalimat dengan bahasa yang baik, runtut dan
bermakna. Kalimat yang baik adalah kalimat yang bisa dipahami oleh pembaca atau
pendengarnya. Kalimat yang baik adalah kalimat yang mampu mewakili ide dari
penulis atau pembicara yang dapat di terima dan di mengerti oleh pembaca
ataupun pendengarnya.
Pada pelatihan kali ini Nara sumber juga menyuguhkan vlog CERDAS BERBAHASA , kita bisa melihatnya di https://www.youtube.com/watch?v=OI-PC4k053g&=27s
Dengan cerdas berbahasa kita akan menjadi sosok yang
luar biasa. Mengutamakan berbahasa Indonesia adalah salah satu cara kita untuk
mencintai bahasa kita Bahasa Undonesia. Perkembangan bahasa Indonesia pada saat
ini sudah semakin baik akan tetapi bukan tanpa tantangan ataupun permasalahan. Kalau
kita lihat masih banyak masyarakat yang belum baik ataupun terampil dalam
menggunakan Bahasa Indonesia, bahkan dalam situasi formal banyak pembicara,
penceramah,diskusi masih menggunakan bahasa Indonesia yang kurang baik.Hal ini
bisa menjadi karaguan kita dalam mencintai Bahasa Indonesia. Banyak juga yang
justru mengutamakan menggunakan bahasa
asing pada tulisan –tulisan tertentu. Seperti yang di contohkan oleh Nara Sumber dalam penulisan kata IN yang berarti MASUK. Kata IN sering di tulis di atas baru kata MASUK di bawahnya.Mengapa tidak kata MASUK yang di atas ?? Bukankah ini di Indonesia?? Kenapa tidak bahasa kita yang kita utamakan??. Saya ambil contoh lagi dari yang sering saya lihat dilapangan , banyak kedai minuman dengan
menuliskan kata “MILK SHAKE” kenapa tidak memakai kata “SUSU KOCOK “ saja ? Padahal kalau kita menggunakan bahasa
Indonesia mungkin akan lebih di mengerti oleh semua orang karena tidak semua
orang bisa berbahasa asing . Di salon-salon tertera kata “CREAMBATH” yang artinya ‘’KERAMAS
DENGAN KREM”
Dalam vidio yang di suguhkan oleh narasumberdihadirkan pula seorang praktisi Bahasa Indonesia. Beliau adalah Bapak Ibnu Wahyudi ,dosen Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Kata Bapak Ibnu Wahyudi, cerdas berbahasa itu adalah mampu melihat situasi dengan memilih kosakata maupun diksi yang pas dengan situasi tersebut. Saat ini banyak orang menggunakan bahasa asing hanya untuk keren-kerenan
Kita sebagai warga Negara Indonesia harus merasa bangga berbahasa Indonesia seharusnya paham
tentang konsep berbahasa dan bagaimana pengutamakan Bahasa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari.
“Membaca adalah gerbang utama sekaligus kunci pembuka bagi yang ingin
menggenggam.”( Abdul Hakim Busro)
Sejarah telah membuktikan bahwa, orang-orang hebat
lahir dari pembaca-pembaca hebat. Kita kalau ingin jadi penulis salah satu
kunci terbaik adalah membaca. Sabaik apapun keinginan kita untuk bisa menulis
tetapi tidak kita barengi dengan keterampilan membaca yang baik maka tulisan
kita akan terbatas, tulisan kita akan membosankan,analisis kita, cara berpikir
kita terkait objek ataupun tema yang akan kita jelaskan tentu akan sangat
terbatas, karena kita tidak bisa
menjelaskan secara tepat. Andaikan kita bisa berbicara yang panjang, tetapi
yang kita bicarakan hanya mengulang kata-kata yang sama. Membaca akan menambah
wawasan dan jumlah perbendaharaan kata ( kosakata) yang terekam dalam memori
kita. Mengapa jumlah kosakata kita harus cukup atau lebih dari cukup?? Dari
kata menjadi kalimat, sari kalimat menjadi paragraph, dari paragraph akan
terbentuklah sebuah teks. Jika kemampuan bahasa kita terbatas, maka untuk
penulis pemula, jangankan menulis selembar, untuk memulai dengan kata tertentu
saja kita akan berpikir, ini tepat apa tidak ya? Bagus tidak ya? Umum tidak ya?
Tentunya sulit sekali.
Tapi..berbeda dengan yang sudah terbiasa membaca,
kosakata yang berjumlah ribuan dari buku-buku yang telah di bacanya akan
terekan dengan baik di memori kita ,dan pada saat akan di butuhkan kita akan
bisa pakai kembali. Untuk menjadi penulis yang baik kita harus mengaktifkan
kosakata lebih banyak lagi. Bagaimana caranya mengaktifkan kosakata? Yaitu
dengan membaca dan membaca, dengan sering membaca maka kosakata dalam memori
kita akan semakin aktif jika di butuhkan akan keluar. Penguasaan kosakata
berimplikasi positif bagi keterampilan menulis dan berbicara. Dengan membaca
dapat membuat otak tetap aktif dan bereaksi untuk melakukan fungsinya secara
baik. Membaca dapat memperkuat kemampuan berpikir dan menganalisis.
Menulis menggunakan bahasa seperti apa itu tergantung
jenis tulisan kita. Tidak harus selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Akan tetapi baik itu “ wajib” hukumnya. Baik menurut konteksnya, baik menurut
kebutuhannya. Akan tetapi bingkai tulisan sebaiknya di upayakan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik.
Masuk pada sesi tanya jawab dalam pembelajaran menulis malam ini, ada beberapa pertanyakan dari rekan-rekan sesama peserta pelatihan.
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang di ajukan di kelas menulis. Disini saya tidak menyebutkan nama
penanya. Saya hanya menuliskan pertanyaan dan jawaban dari Bapak Nara Sumber.
Pertanyaan 1. Bagaimana cara meningkatkan motivasi membaca
bagi pemula ?
Jawaban Nara
Sumber.
1. 1. Keinginan
untuk menjadi sosok yang berbeda dalam artian kualitas diri
2. 2. Membaca
dari hal-hal yang di sukai
3. 3. Mencoba
bacaan yang lain
Pertanyaan 2. Bagaimana cara membaca yang efektif dan tepat sasaran
1. Menetukan tujuan membaca
Lengkap dan komunikatif saya sukw
BalasHapusTulisan yang komplet. Bagus Bu. Semangat
BalasHapus