Selasa, 06 Oktober 2020

BELAJAR MENULIS : BAGIAN 1

 


Senin . 05 Oktober 2020

KATA ADALAH SENJATA

Waktu                   : Senin, 5 Oktober 2020

Pukul                    : 19.00 – 21.00 WIB

Materi                  : Kata Adalah Senjata

Nara Sumber     : Abdul Hakim Busro

Moderator          : Aam Nasanah

 

Assalamu’alaikum waroh matullahi wabarokatuh…

Salam sejahtera untuk kita semua.

         Hari ini kuliah perdana melalui WA bersama Grup Menulis gelombang 16 yang di prakarsai oleh Bapak Wijaya Kusuma  atau lebih familiar di sapa Om Jay. Kegiatan ini di mulai dari pukul 19.00 s/d 21.00 WIB.

Kuliah  malam ini dengan Nara Sumber Bapak Abdul Hakim Busro, beliau adalah guru Bahasa Indonesia di SMP Yayasan Pupuk Kaltim, Bontang, Kalimantan Timur. Beliau adalah seorang guru yang hebat, segudang prestasi di dunia pendidikan telah di raihnya, salah satunya adalah sebagai juara Lomba Kreatifitas Guru dalam pembelajaran Tingkat Nasional (2009). Untuk mengenal lebih dekat dengan beliau silahkan kunjungi https://www.gurupenggerakindonesia.com/inilah -narsum-guru-menulis-pgri-gelombang-16-tgl-5-9-oktober-2020/

Untuk kegiatan malam hari ini di moderatori oleh Ibu Aam Nurhasanah yang juga sangat luar biasa.

        Saya bukan orang yang senang membaca saya juga tidak pandai menulis. Tapi saya ingin sekali bisa menulis dengan baik. Untuk itu saya beranikan diri untuk mengikuti kegiatan ini. Awalnya saya ragu, apa saya bisa?? Apa saya mampu mengikuti rekan –rekan yang mayoritas masih muda-muda ,energij,kreatif dan yang jelas mereka melek teknologi. Sedangkan  secara umur saya  sudah cukup lanjut, ketajaman mata dan pikiran tentunya jauh dari mereka. Ditambah  saya yang kurang melek teknologi, membuat saya semakin ragu untuk mengikuti pelatihan ini.  Waktu pelatihan berjalan sekitar 20 menit, rasa takut masih bergelayutan di bedak saya, lanjut apa tidak ya….???

Sebuah kalimat bijak Bapak Abdul Hakim  “Mereka yang tidak berani membunuh katakutan akan terbunuh oleh ketakutan “ membuat saya terhenyak.

Mendengar kalimat itu serasa ada sesuatu yang menusuk di hati, “ mak jlebb” ada apa dengan kalimat ini??? Saat itu daun telinga saya mulai melebar , mata saya mulai tajam membaca tulisan demi tulisan di kelas WA, dahi saya mulai mengkerut untuk menambah konsentrasi, perlahan ketakutan itu mulai berkurang. Kalimat demi kalimat yang Bapak Nara sumber tulis saya baca perlahan dan mencoba untuk memahami. Pesan suara dengan kalimat yang runtut, suara yang empuk lagi merdu  bak kidung di malam hari  mulai saya dengarkan perlahan.Hingga berkali-kali pesan suara itu saya putar dan akhirnya saya jatuh cinta dengan suara itu.Saya yakin, jika  sudah jatuh cinta saya pasti akan setia mengikutinya, dan akhirnya tujuan saya untuk bisa menulis Insyaalah bisa.

Siapa yang tidak berani mencoba sesuatu, tidak berani mati dalam keadaan tangguh maka dia tidak akan pernah menjadi siapa-siapa .Kalimat ini mencambuk diri saya untuk segera mengubah mindset saya. Rasa takut hanya akan membawa kita ke jaman kemunduran, kita akan tertinggal  jauh dengan dunia yang penuh dengan teknologi.  Hilangkan rasa takut, rasa minder, kecil hati, pesimis . Banyak orang takut mencoba sesuatu, banyak orang yang merasa kalah sebelum bertanding, banyak orang yang putus asa sebelum berusaha, hal ini karena  satu rasa “takut”.

“Kata adalah senjata ,karena semua berawal dari kata ,dengan kata kita bisa memberikan cinta ,dengan kata kita juga bisa memberikan luka , dengan kata kita bisa berkreasi tentang apa saja”

Berawal dari kata, dari kumpulan kata kita akan merangkai kalimat. Tentunya kalimat dengan bahasa yang baik, runtut dan bermakna. Kalimat yang baik adalah kalimat yang bisa dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Kalimat yang baik adalah kalimat yang mampu mewakili ide dari penulis atau pembicara yang dapat di terima dan di mengerti oleh pembaca ataupun pendengarnya.

Pada pelatihan kali ini Nara sumber juga menyuguhkan  vlog CERDAS BERBAHASA  , kita bisa melihatnya di  https://www.youtube.com/watch?v=OI-PC4k053g&=27s

Dengan cerdas berbahasa kita akan menjadi sosok yang luar biasa. Mengutamakan berbahasa Indonesia adalah salah satu cara kita untuk mencintai bahasa kita Bahasa Undonesia. Perkembangan bahasa Indonesia pada saat ini sudah semakin baik akan tetapi bukan tanpa tantangan ataupun permasalahan. Kalau kita lihat masih banyak masyarakat yang belum baik ataupun terampil dalam menggunakan Bahasa Indonesia, bahkan dalam situasi formal banyak pembicara, penceramah,diskusi masih menggunakan bahasa Indonesia yang kurang baik.Hal ini bisa menjadi karaguan kita dalam mencintai Bahasa Indonesia. Banyak juga yang justru mengutamakan menggunakan  bahasa asing  pada tulisan –tulisan tertentu. Seperti yang di contohkan oleh Nara Sumber dalam penulisan kata  IN yang berarti MASUK. Kata IN sering di tulis di atas baru kata MASUK di bawahnya.Mengapa tidak kata MASUK yang di atas ?? Bukankah ini di Indonesia?? Kenapa tidak bahasa kita yang kita utamakan??. Saya ambil contoh lagi dari yang sering saya lihat dilapangan  , banyak kedai minuman dengan menuliskan kata “MILK SHAKE” kenapa tidak memakai kata “SUSU KOCOK   saja ? Padahal kalau kita menggunakan bahasa Indonesia mungkin akan lebih di mengerti oleh semua orang karena tidak semua orang bisa berbahasa asing . Di salon-salon tertera kata “CREAMBATH” yang artinya ‘’KERAMAS DENGAN KREM”

Dalam vidio yang di suguhkan oleh narasumberdihadirkan pula seorang praktisi Bahasa Indonesia. Beliau adalah Bapak Ibnu Wahyudi ,dosen Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Kata Bapak Ibnu Wahyudi, cerdas berbahasa itu adalah mampu melihat situasi dengan memilih kosakata maupun diksi yang pas dengan situasi tersebut. Saat ini banyak orang  menggunakan bahasa asing hanya untuk keren-kerenan

Kita sebagai warga Negara Indonesia harus merasa  bangga berbahasa Indonesia seharusnya paham tentang konsep berbahasa dan bagaimana pengutamakan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

Membaca adalah gerbang utama  sekaligus kunci pembuka bagi yang ingin menggenggam.”( Abdul Hakim Busro)

        Sejarah telah membuktikan bahwa, orang-orang hebat lahir dari pembaca-pembaca hebat. Kita kalau ingin jadi penulis salah satu kunci terbaik adalah membaca. Sabaik apapun keinginan kita untuk bisa menulis tetapi tidak kita barengi dengan keterampilan membaca yang baik maka tulisan kita akan terbatas, tulisan kita akan membosankan,analisis kita, cara berpikir kita terkait objek ataupun tema yang akan kita jelaskan tentu akan sangat terbatas,  karena kita tidak bisa menjelaskan secara tepat. Andaikan kita bisa berbicara yang panjang, tetapi yang kita bicarakan hanya mengulang kata-kata yang sama. Membaca akan menambah wawasan dan jumlah perbendaharaan kata ( kosakata) yang terekam dalam memori kita. Mengapa jumlah kosakata kita harus cukup atau lebih dari cukup?? Dari kata menjadi kalimat, sari kalimat menjadi paragraph, dari paragraph akan terbentuklah sebuah teks. Jika kemampuan bahasa kita terbatas, maka untuk penulis pemula, jangankan menulis selembar, untuk memulai dengan kata tertentu saja kita akan berpikir, ini tepat apa tidak ya? Bagus tidak ya? Umum tidak ya? Tentunya sulit sekali.

Tapi..berbeda dengan yang sudah terbiasa membaca, kosakata yang berjumlah ribuan dari buku-buku yang telah di bacanya akan terekan dengan baik di memori kita ,dan pada saat akan di butuhkan kita akan bisa pakai kembali. Untuk menjadi penulis yang baik kita harus mengaktifkan kosakata lebih banyak lagi. Bagaimana caranya mengaktifkan kosakata? Yaitu dengan membaca dan membaca, dengan sering membaca maka kosakata dalam memori kita akan semakin aktif jika di butuhkan akan keluar. Penguasaan kosakata berimplikasi positif bagi keterampilan menulis dan berbicara. Dengan membaca dapat membuat otak tetap aktif dan bereaksi untuk melakukan fungsinya secara baik. Membaca dapat memperkuat kemampuan berpikir dan menganalisis.

Menulis menggunakan bahasa seperti apa itu tergantung jenis tulisan kita. Tidak harus selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar. Akan tetapi baik itu “ wajib” hukumnya. Baik menurut konteksnya, baik menurut kebutuhannya. Akan tetapi bingkai tulisan sebaiknya di upayakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik.

Masuk pada sesi tanya jawab dalam pembelajaran menulis malam ini, ada beberapa pertanyakan dari rekan-rekan sesama peserta pelatihan.

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang di ajukan di  kelas menulis. Disini saya tidak menyebutkan nama penanya. Saya hanya menuliskan pertanyaan dan jawaban dari Bapak Nara Sumber.

Pertanyaan 1.  Bagaimana cara meningkatkan motivasi membaca bagi pemula ?

Jawaban Nara Sumber.

1.       1. Keinginan untuk menjadi sosok yang berbeda dalam artian kualitas diri

2.     2.   Membaca dari hal-hal yang di sukai

3.       3. Mencoba bacaan yang lain

Pertanyaan 2. Bagaimana cara membaca yang efektif dan tepat sasaran 

   1. Menetukan tujuan membaca

        2. Memilih bacaan yang butuhkan saja 
3.     3. Membaca Fokus

       Demikian ringkasan materi pada pembelajaran pertama saya dalam mengikuti  belajar menulis
Tak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada  Narasumber  Bapak Abdul Hakim Busro , Ibu Aam Nurhasanah S.Pd, serta Om Jay sebagai fasilitator kegiatan ini.

 Akhir kata,  Salam Literasi
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh


NING HANDAYANI

 

 

 


2 komentar:

WORKSHOP PENINGKATAN MUTU GURU

  Hari/tanggal      : Selasa, 9 September 2021 Narasumber     : Bapak Susanto, S.Pd (Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi PGRI Kab.Musi Raw...