Jumat, 16 Oktober 2020

RESUME BELAJAR MENULIS : BAGIAN 5

 


BIG DATA

MEMBAWA TULISAN MENDUNIA

 

Malam ini tiba saatnya untuk melanjutkan kuliah singkat di grup WA “ Belajar Menulis Gelombang 16” Laksana baterai HP yang baru di cas, semangatku meletup-letup bak petasan menyambut datangnya sang pengantin pria membawa rombongannya , yang di iringi dengan musik Rebana.  Dari bangun tidur sebelum fajar menyingsing ,langkah kaki ini begitu ringan bak kapas beterbangan tertiup angin segar di pagi hari. Hati penuh dengan bunga-bunga manja yang ingin mendapat belaian lembut  oleh si empunya. Bukan  karena tanggal muda  , bukan  pula karena dapat “Give Away” dari Baim Paula. Pokoknya tidak tau kenapa, hari ini berasa dunia milikku saja. Syukur Alhamdulillah tak lupa ku ucapkan , semoga hari-hariku berikutnya demikian adanya.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB. Saatnya aku buka HP  untuk mengikuti pertemuan ke-5 di kelas menulis. Pertemuan malam ini menghadirkan seorang sosok ibu yang begitu anggun dan cantik jelita walau usia tak lagi muda. Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd  atau akrab di panggil “ Ibu Kanjeng”. Mendengar panggilan beliau , teringat olehku sebutan” Kanjeng Ibu”. Sebutan itu sering di gunakan oleh keluarga darah biru / keluarga bangsawan di kerajaan Kasunanan Surakarta (Solo) ataupun Kesultanan di Jogja. Itupun saya dengar dari cerita mulut ke mulut dan dari Televisi yang sering menayangkan film-film kolosan tentang kerajaan. Sebutan “kanjeng Ibu” sendiri mengisyaratkan sebutan seorang ibu yang terhormat, anggun, penuh kasih sayang, ngayomi serta baik hati dan penuh kelembutan. Oh….Kanjeng  Ibu…..”Love You Full” Kanjeng Ibu.

 Pada pemaparan kali ini “Kanjeng Ibu” saya ganti dengan “ Ibu Kanjeng”.Ibu Kanjeng lahir pada tanggal 8 April 1961. Beliau tinggal di Jakarta sejak usia 1 tahun, hingga akhirnya hijrah ke Solo pada tahun 1990. Sosok ibu Kanjeng merupakan sosok seorang “Kanjeng ibu” yang penuh kasih sayang, ditandai beliau selalu bersama kemanapun keluarganya berada . Hingga rela hijrah ke kota yang lebih  kecil yaitu Solo di banding dengan Jakarta kota Metropolitan.

Merasa terlambat belajar  menulis, karir beliau menulis di awali ketika beliau berumur setengah abad. Selain karir di bidang menulis, karir di bidang akademiknya tak perlu di ragukan lagi. Beliau merupakan lulusan S2 jurusan Pengkajian Bahasa Inggris dari sebuah universitas ternama di kota Solo yaitu UNS (Universitas Sebelas Maret) . Wowww…bravo , kita ketahui semua bahwa untuk masuk kuliah di UNS tidak mudah, hanya mereka-mereka yang mempunyai akademik yang bagus baru bisa kuliah di sana. Selama karirnya dalam menulis , berbagai macam buku telah beliau terbitkan. Beliau juga salah satu orang yang aktif di blog Gurusiana dan Komunitas sujuta guru Ngeblog.

                                                               beberapa buku karya Ibu kanjeng

Usia senja tidak menjadi menjadi penghalang bagi  beliau dalam ikut serta membangun bangsa tercinta ini.Beliau juga menjadi salah satu Penggiat Literasi Nusantara dan Duta Bunda Baca Soloraya. Beliau benar-benar seorang motivator, inspirator hebat yang telah manyulut api semangat generasi muda untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan bangsa ini . Ibu Kanjeng benar-benar seorang Ibu panutan untuk kita semua. Terlepas darah biru maupun bukan itu tidak terlalu penting bagi saya , menurut kacamata saya beliau adalah sosok ibu dalam menu “ Komplit”. Penyayang, inpirator, motivator, ibu rumah tangga sejati, istri idaman dan tentunya seorang “ Kanjeng Ibu “ bagi kita semua.

Saya kutip dari tulisan beliau “ BIG DATA membuat kita merasa nyaman bila melahap semua info” Dari kalimat tersebut saya mengambil kesimpulan ,bahwa dengan adanya big data/ data yang besar maka kita dapat mengibaratkan kamus berjalan , kata apa yang kita inginkan tersedia di situ, dengan kata lain apapun data yang kita butuhkan tersedia, data  tepat dan signifikan, sehingga  bisa kita jadikan referensi atau acuan dalam kita menulis.Dengan data yang besar yang kita miliki , kita akan lebih mudah menyusun kalimat yang kita butuhkan dengan mudah , runtut dan urut. Tulisan kita menjadi tulisan yang bervariatif dan menarik untuk di baca. Dalam kesempatan ini ibu kanjeng memberikan tips-tips bagi para pebulis yang ingin sukses.

Berikut ini tips menulis dan cara menerbitkan buku dari Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.

1.         Tips Menjadi Penulis

·        Banyak membaca.

Dengan banyak membaca akan semakin banyak ide/ gagasan yang akan kita jadikan bahan untuk menulis

·        Mencoba menulis.

Menuliskan apa  saja apa yang ingin  kita tulis, yang ada di benak kita, yang kita rasakan .

·        Mengirimkan tulisan ke media cetak atau  ke penerbit buku.

·        Terus menulis walaupun  ditolak penerbit atau sudah pernah diterbitkan.

 

2.         Tips Disiplin Menulis

·        Membuat kerangka tulisan (outline).

·        Membuat target/dead line

·        Fokus menyelesaikan tulisan Anda

·        Reward & punishment

·        Memilih Judul Yang Menarik sesuai tema tulisan

·        Membuat judul dengan kata yang mudah diingat.

·        Membuat judul yang membuat orang penasaran untuk membaca isinya.

 

3.         Tips mencari ide:

·        Membaca buku sebanyak mungkin

·        Refreshing. Pergi ke tempat-tempat wisata/ tempat yang bagus dan indah  untuk menyegarkan pikiran/ otak agar kembali fresh.

·        Menuliskan apa yang bisa di tulis , jika belum mendapatkan ide, mencoba mencari referensi dari berbagai media.

·        Menggunakan cara ATM (amati, tiru, modifikasi).

 

4.         Hal-hal yang perlu di perhatikan sebelum mengirimkan naskah ke Penerbit :  

·        Menyiapkan  naskah serapi mungkin

·        Memilih Penerbit yang sesuai dengan jenis naskah

·        Memperhatikan tata cara pengiriman dan ketentuan mengirim naskah ke penerbit yang bersangkutan. Misal, ada penerbit yang hanya menerima naskah dalam bentuk cetak, ada pula penerbit yang menerima naskah dalam bentuk file lewat email. Dalam ketentuan pun biasanya penerbit berbeda-beda. Misalkan untuk penerbit tertentu mensyaratkan naskah 10-15 halaman, kemudian ketentuan margin, dan ketentuan lain sebagainya.

·        Mengirimkan  naskah beserta sinopsis dan biodata penulis. Jika perlu kirim pula proposal untuk meyakinkan penerbit yang bersangkutan

 

 

Tak terasa sudah di penghujung pertemuan, Bu Kanjeng  menutup kelas malam ini dengan mengatakan bahwa ada banyak jalan menuju kesuksesan,  yang kita perlukan hanyalah terus melangkah dan jangan sampai berhenti. Kita harus menjadikan menulis sebagai sebuah kebutuhan bukan sebuah kewajiban. Menurut beliau menulis itu ketrampilan bukan bakat, jadi selama kita mau berlatih terus menerus kita akan bisa menjadi penulis handal. Jangan risau, tetaplah menulis dan belajar mengupgrade diri agar naik kelas. .  Menulis apa yang disukai dan dikuasai. Beristiqamahlah dalam menulis. Biarkan tulisan menemui takdirnya. Semoga kita semua senantiasa di beri kekuatan untuk terus maju bersama menjadi penulis-penulis yang bermanfaat bagi semua insan di bumi tercinta, mari kita semua ikut berpartisipasi dalam membangun negeri kita tercinta ini, dengan cara kita.

 

Salam Literasi

 


7 komentar:

  1. sudah bagus dan top,,,pesen petasan boleh ya...salam sukses

    BalasHapus
  2. Makasih za Pak,....petasannya dah di bakar semua he..he..

    BalasHapus
  3. Mantap resumenya. Sekadar masukan untuk penulisan kata baku dan pemakaian kata asing. Tabik.

    BalasHapus
  4. Ok terima kasih pak pak Sudomo atas masukannya. Maaf Tabuk itu apa ya pak???

    BalasHapus
  5. Ok terima kasih pak pak Sudomo atas masukannya. Maaf Tabuk itu apa ya pak???

    BalasHapus

WORKSHOP PENINGKATAN MUTU GURU

  Hari/tanggal      : Selasa, 9 September 2021 Narasumber     : Bapak Susanto, S.Pd (Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi PGRI Kab.Musi Raw...