RESUME BELAJAR MENULIS : BAGIAN 17
“Ekspektasi adalah segenap keinginan, harapan, dan cita-cita terhadap
sesuatu hal yang ingin diraih dengan tingkah laku dan tindakan yang nyata.” (
Fleming dan Levie (1981),
Di
awal tulisan , saya mengutip sebuah pernyataan dari seorang pakar mengenai
pengertian ekspektasi, hal ini saya lakukan karena kutipan tersebut ada
hubungannya dengan materi belajar menulis malam hari ini, yang menghadirkan
narasumber yang sangat luar biasa beliau adalah Jamila K. Baderan, M.Pd.
Salah satu guru di SDN No. 30 Kota Gorontalo, Prov. Gorontalo. Pada malam hari
ini narasumber akan berbagi pengalaman tentang menulis di grup menulis bersama
Om Jay.
Menurut
narasumber ,salah satu bentuk pengembangan diri dan mengeksplore kompetensi
kita adalah dengan cara bergabung dalam satu komunitas positif seperti WA Grup
Belajar Menulis. Bukan tanpa alasan, tentunya setiap kita yang bergabung disini
punya harapan yang ingin dicapai. Terkait dengan hal tersebut maka hal yang
ingin saya share malam ini tentang :” Mengubah
Ekspektasi Menjadi Prestasi”
Setiap orang, setiap saat pasti memiliki ekspektasi terhadap
berbagai hal yang di inginkan dalam hidup. Sebagai contoh, ekspektasi kita
Ketika bergabung dalam grup ini adalah ingin menghasilkan sebuah karya berupa
jejak literasi yang dapat dikenal dan dikenang meskipun kita sudah berkalang
tanah. Sayangnya, kadang ekspektasi kita tidak selalu sama dengan realita atau
kalimat inadahnya ekspektasi tak seindah kenyataan. Dalam hal menulis, harapan terbesar kita
adalah mampu merangkai kata-kata menjadi sebuah paragraf menarik yang terus
berangkai menjadi bab demi bab hingga akhirnya menjadi sebuah buku. Sekilas,
menulis adalah hal yang sangat mudah. Bukankah kita sudah sering menulis sejak
kecil? Tetapi, ketika kemampuan menulis tersebut disandingkan dengan ekspektasi
sebuah karya yang bernilai bagi orang lain muncullah masalah besar. Diantaranya
:
1.
Bagaimana
memulai sebuah tulisan?
2.
Apa
ide/topik yang harus kita tulis?
3.
Apakah
tulisan saya menarik?, dls.
Mewujudkan ekspektasi memang tidaklah semudah membalikkan
telapak tangan. Apalagi bagi para penulis pemula . Dalam prosesnya penulis
pemula harus berjuang melawan semua hambatan yang datang baik dari diri sendiri
mapun dari lingkungan sekitar. Sebenarnya, tantangan menulis terbesar itu ada
pada diri kita sendiri. Yaitu mood dan kemauan alias niat. Oleh karena itu
untuk mengubah ekspektasi menjadi prestasi kita harus berubah. Ada 2 hal
penting yang harus kita ubah, yaitu:
1. Mindset
·
Mindset
adalah cara pikir tentang sesuatu yang dapat mempengaruhi sikap dan tindakan
kita.
2. Passion
·
Passion
adalah sesuatu yang membuat kita tidak pernah merasa bosan
Dalam mewujudkan
ekspektasi dalam menulis adalah berjuang membangun tekad dan keyakinan yang kuat untuk mencapai
realitas. Terkadang juga harus nekat
mengambil keputusan yang jika dipikir dengan akal sehat pencapaiannya sangat
mustahil. Untuk itulah harus selalu berusaha konsisten terhadap ekspektasi yang
susah payah di bangun. Pantang mundur jika kaki sudah melangkah.
Saat akan mewujudkan ekspektasi kadang berbagai pemikiran
negatif menghantui, tapi dengan adanya kenekatan, dibarengi niat, tekad, serta
konsistensi yang kuat niscaya ekspektasi
akan berubah menjadi sebuah prestasi. Dari pengalaman narasumber ada
beberapa hal penting yang perlu
di lakukan dalam menulis:
1. Menulis apa yang ingin kita tulis.
2. Menulis apa adanya, tanpa beban, dan
tekanan.
3. Menjadikan menulis sebagai suatu
kebutuhan
4. Menulis hingga tuntas, jangan
memikirkan editing.
5. Menulis jangan terlalu lama.
6. Jangan memikirkan baik buruknya
tulisan kita, karna yang akan menilai adalah pembaca
Kendala awal yang biasa
timbul dalam menulis :
1. Bingung mencari ide. Tidak tahu apa
yang akan kita tulis.
Ø Untuk mengatasinya, marilah kita
mulai menuliskan hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Misalnya tentang hobi memasak, kegiatan sehari-hari,
atau tingkah lucu anak-anak kita.
2. Tuliskan apa saja yang terlintas
dalam pikiran. Tidak perlu kita memikirkan tata bahasa.
Cara merangkai
kata-kata menjadi sebuah paragraf menarik :
1. Menggunakan kata apa saja yang
terlintas dalam pikiran
2. Kata-kata yang digunakan tidak harus
kata-kata rumit.
3. Gunakan kata-kata yang mudah dipahami
oleh orang lain.
Proses kreatif yang bisa menghasilkan sebuah buku dalam seminggu,
menurut narasumber adalah sebagai berikut :
1. Banyak kegiatan membaca.
Menulis
dan membaca ibarat dua sisi mata uang yang harus dimiliki oleh seorang penulis.
Menulis tanpa pernah membaca akan pincang. Artinya tulisan kita kurang menarik.
2. Mencari dan menentukan judul dan
kerangka tulisan.
3. Berburu referensi sambil menyusun
paragraf demi paragraf.
4. Tuntaskan semua bab
5. Proses terakhir adalah sesi editing.
Cara mempublikasikan buku yang sudah di cetak,
antara lain sbb:
1. Menawarkan door to door
2. Lewat jejaring
a. Menawarkan door to door
b. Posting melalui WA
c. Instagram
d. Face Book,
e. Youtube, dll.
3. Buat flyer + kata-kata menarik dan
foto ekslusif, seperti orang jualan gitu.
4. Harus jujur dan tidak ada kebohongan
publik dalam iklan buku kita
Cara merangsang potensi diri antara lain dengan menyelaraskan
Mindset (pola pikir) dan Passion. Saat keduanya seiring sejalan, dengan
sendirinya kita akan happy enjoy dalam menulis. Mulai dengan melihat apa saja
yang ada di depan kita, lalu cobalah untuk mendeskripsikannya. Saat jemari kita
mulai menulis, maka ide lain akan datang dengan sendirinya. Kuncinya adalah
percaya diri. Setiap kita memiliki potensi, dan potensi kita perlu di asah agar
menjadi kompetensi.
Kiat-kiat sukses supaya bisa menghasilkan tulisan
yang menginspirasi :
1. Mengubah mindset
2. Punya passion
3. Bangun tekad
4. Kuatkan niat
5. Karus konsisten menulis
6. Banyak membaca.
7. Sering-sering blog walking
Di akhir pertemuan pada malam hari ini narasumber memberikan
kesimpulannya sbb :
“Menulis merupakan suatu tantangan antara harapan dan
kenyataan. Ekspektasi dalam menulis harus terus kita perjuangkan dengan niat,
tekad, nekad dan konsisten. Realitas berupa prestasi adalah buah dari
perjuangan. Maka berjuanglah menuntaskan karyamu, agar jejak yang ditinggal
bermanfaat bagi generasi setelah kita”
Salam Literasi …
Salam Guru Hebat Indonesia…
Terimakasih banyak atas tulisannya yg super sekali
BalasHapusTerima kasih berkat Om Jay yang dengan suka rela selalu memberikan semangat pada kami semua peserta pelatihan gelombang 16. Dan kami selalu berdoa semoga Om Jay cepat sembuh. Amin
BalasHapus